Kita tidak perlu mengajarkan benih untuk menjadi bunga, seperti halnya orang tua tidak harus “mengajarkan” bahasa kepada anaknya. Belajar berbicara terbuka sebagaimana adanya—anak-anak dilahirkan dengan kemampuan bawaan untuk belajar berbicara. Namun, seperti halnya benih membutuhkan nutrisi dan air untuk tumbuh, anak-anak juga membutuhkan input bahasa untuk memperoleh bahasa, dan kualitas dan kuantitas input akan berdampak besar pada perkembangan bahasa.
Bagaimana orang tua dapat memastikan bahwa mereka menyediakan “nutrisi bahasa” dengan cara terbaik? Tentu saja Anda tidak ingin melatih anak-anak Anda dengan pelajaran berbicara, tetapi ada banyak hal yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari Anda untuk membuat perbedaan.
Berikut adalah prinsip yang dapat Anda ikuti untuk memelihara pembelajaran bahasa anak Anda:
Bicaralah dengan anak Anda, tetapi dengarkan juga mereka.
Sangat penting bagi orang tua untuk banyak berbicara dengan anak-anak mereka, karena dari situlah “kuantitas” input bahasa berasal. Namun demikian, Anda tidak dapat berbicara sepanjang waktu. Sama pentingnya untuk mendengarkan anak Anda, karena itu mendorong mereka untuk melatih bahasa mereka.
Ketika anak Anda mulai berbicara kepada Anda, sebaiknya kesampingkan apa yang Anda lakukan dan arahkan mata Anda sejajar dengan mata anak Anda, misalnya dengan duduk atau jongkok, dan menatap mata anak Anda sambil tersenyum. Juga, beri anak waktu ekstra untuk menyelesaikan pembicaraan mereka dan untuk menanggapi apa yang Anda katakan. Cobalah untuk tidak mengganggu mereka.
Jika Anda mengoreksi cara bicara anak Anda, lakukan secara tidak langsung.
Sama seperti kita akan ragu-ragu sebelum mengkritik teman atau teman sebaya, kita juga harus peka dalam mengkritik kemampuan bahasa anak-anak kita. Anda tidak akan mengoreksi tata bahasa teman di tengah percakapan. Sangat membantu untuk lebih memperhatikan apa yang dikatakan anak Anda, daripada bagaimana dia mengatakannya. Orang tua harus mengomentari isi dari apa yang anak-anak katakan. Pendekatan bermanfaat yang disebut “membentuk kembali” dapat digunakan untuk memperbaiki kesalahan anak dan memperluasnya tanpa anak menyadari koreksinya. Misalnya, jika anak Anda berkata, “tidak ada truk yang berfungsi,” Anda dapat memperluasnya dengan: “Oh, tidak ada truk yang bekerja untuk Anda? Ayo lihat. Bagaimana kita bisa membuat hal-hal itu bekerja? ” Mengakhiri “koreksi rahasia” ini dengan sebuah pertanyaan juga akan membuat percakapan tetap berjalan.
Berikan masukan multi-indera bila memungkinkan.
Misalnya, ketika kita ingin anak memahami apel disebut “apel”, akan bermanfaat jika anak memiliki kesempatan untuk melihat, mencium, menyentuh, dan mencicipinya, sementara orang tua melabelinya. Tidak hanya anak akan membangun lebih banyak asosiasi dengan apel dalam ingatan mereka, mereka juga cenderung mendengar kata kerja yang relevan (makan, cuci, kupas, dll.) dan kata sifat (besar, merah, enak, dll.) dari pengalaman kehidupan nyata yang lebih efektif (dan lebih mudah!) daripada mengajari mereka mengenali benda-benda di buku bergambar.
Saat Anda memberi label pada suatu barang, mendekatkannya ke wajah Anda akan memungkinkan anak untuk melihat bagaimana mulut Anda bergerak saat Anda mengucapkan kata tersebut, yang akan membantu mereka meniru/mengartikulasikannya di masa depan.
Bicara tentang “di sini dan sekarang”.
Bicarakan tentang apa yang terjadi saat ini dan hal-hal yang dilihat anak—ini sangat membantu ketika Anda berbicara dengan bayi atau anak yang masih sangat kecil. Jika Anda memberi label sesuatu yang tidak diperhatikan anak, ia akan menyerap jauh lebih sedikit informasi.
Ajukan pertanyaan terbuka.
Ketika Anda mengajukan pertanyaan kepada anak Anda, ingatlah untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan terbuka seperti bagaimana dan mengapa, daripada pertanyaan tertutup seperti apa, kapan, di mana, atau bahkan pertanyaan ya/tidak. Ini memberi anak Anda banyak kesempatan untuk menguraikan dan berbicara dengan bebas.
Hindari mengajukan terlalu banyak pertanyaan.
Mengajukan pertanyaan seharusnya bukan satu-satunya strategi. Pastikan untuk berkomentar dan berbicara dengan anak Anda tentang apa yang mereka lakukan – pertanyaan tampaknya dapat menimbulkan lebih banyak tanggapan, tetapi terkadang hal itu membuat anak-anak berada di bawah tekanan untuk memberikan jawaban. Selain itu, anak-anak mungkin hanya memberi Anda jawaban dan kemudian berhenti berbicara. Sebaliknya, berkomentar akan mendorong anak untuk berbicara lebih banyak dengan melibatkan mereka dalam percakapan. Berikut adalah contoh “bertanya” dan “berkomentar” ketika berbicara dengan anak Anda, misalnya ketika ia sedang bermain pasir:
Para peneliti di Inggris telah mengambil video guru-guru taman kanak-kanak berinteraksi dengan anak-anak, dan ketika para guru menonton video tersebut, mereka terkejut melihat diri mereka mengajukan puluhan pertanyaan dalam beberapa menit. Namun, anak-anak tidak banyak menghasilkan ucapan tetapi hanya memberikan jawaban singkat seolah-olah mereka sedang terburu-buru untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Ketika para guru mengadopsi “mode komentator”, mereka merasa sulit untuk membuat anak-anak berhenti berbicara!
Anak-anak belajar bahasa dengan kemampuan bawaan mereka—mereka adalah penemu yang luar biasa dari aturan bahasa yang diucapkan kepada mereka. Tugas Anda adalah memberikan masukan bahasa yang cukup dengan cara yang fasilitatif. Bicaralah dengan anak Anda dengan cara yang sama seperti dengan seorang teman, cobalah untuk membuat setiap percakapan menjadi pengalaman yang menyenangkan, dengarkan mereka dengan penuh perhatian, dan berikan berbagai kesempatan belajar—Anda akan melihat bahasa mereka berkembang!